Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Kamis, 28 Januari 2010

SINDROMA PASCA POLIO (Post Polio Syndrome)


Sindroma Pasca Polio


Post Polio Syndrome


Dr. Heru Wiyono, SpPD

Pendahuluan


Kumpulan gejala-gejala yang menyebabkan pembatasan fisik dan kecacatan, yang terjadi bertahun-tahun setelah terkena penyakit polio. Beberapa jurnal menyebutkan jangka waktu sampai antara 30 sd 40 tahun, tetapi Mayo clinic melaporkan sekitar 15 tahun, sehingga dapat terjadi pada usia dewasa muda.

Penyakit ini ditandai dengan :

  • Kelemahan dan nyeri otot dan sendi yang progresif (tambah lama tambah memberat)
  • Mudah merasa lelah dengan aktivitas minimal
  • Otot mengecil (atrofi)
  • Gangguan menelan atau pernafasan
  • Gangguan pernafasan saat tidur (sleep apnea)
  • Tidak tahan suhu lingkungan yang dingin

Pada sebagian besar penderita, gejala penyakit ini bertahap dengan progresivitas yang pelan, diikuti fase stabil, sehingga penderita sering tidak merasakan kelainan yang menyolok.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter? Tidak semua kelemahan otot diakibatkan Post Polio Syndrome, tapi bila penderita merasa lemah yang semakin lama semakin memberat dan semakin lama semakin progresif walau pelan-pelan, sebaiknya mulai memeriksakan diri।


Penyebab


Mekanisme penyebab sindroma ini masih belum diketahui seluruhnya, hipotesis terbanyak dianut oleh para ahli adalah degenerating nerve cells.

Sewaktu virus polio menyerang, organ yang terserang adalah sel syaraf tepi yang disebut motor neuron terutama di sumsum tulang belakang yang menghubungkan otak kita dengan otot penggerak tubuh kita. Setiap sel neuron terdiri dari 3 bagian :

  • Badan sel
  • Axon (cabang terbesar dari sel saraf)
  • Dendrit (cabang2 kecil saraf)

Infeksi polio mengakibatkan kerusakan sel sel neuron, segera setelah penyembuhan, terjadi pertumbuhan cabang baru dari sel-sel neuron sekitarnya. Hal ini mempercepat penyembuhan, tetapi di lain pihak memberikan beban yang besar pada sel-sel neuron yang tersisa. Dengan perjalanan waktu, beban ini menjadi terlalu besar sehingga menyebabkan kerusakan cabang neuron bahkan neuron itu sendiri, hasil akhirnya adalah terjadi penurunan fungsi saraf tepi, sehingga penderita merasakan kelumpuhan yang bertahap seiring dengan semakin banyaknya sel-sel saraf yang rusak.

Teori lain menganut teori autoimmune, dimana kekebalan tubuh kita menyerang sel-sel tubuh kita sendiri, sedangkan sebagian sarjana lain meyakini virus polio, seperti virus herpes simplex dapat bertahan lama dalam tubuh dan kemudian dapat mengalami reaktivasi kembali.


Faktor Resiko


Ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko terkena Post Polio Syndrome:

  • Tingkat keparahan pada waktu terkena polio pertama kali
  • Umur waktu terkena penyakit ini, lebih sering sindroma ini mengenai mereka yang terkena polio pada waktu dewasa muda atau remaja.
  • Semakin besar tingkat kesembuhan waktu pertama kali terkena polio, semakin besar resiko terkena Post Polio Syndrome
  • Semakin besar aktivitas fisik, terutama bila kita sering memacu badan kita (di-forsir) semakin besar resiko terkena penyakit ini.


Komplikasi


Secara umum, penyakit ini jarang mengakibatkan timbulnya kematian bila dapat ditangani dengan optimal, tetapi dapat mengganggu kualitas hidup penderita. Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi :

· Resiko trauma karena jatuh, akibat kelemahan otot yang dapat mengakibatkan patah tulang

· Gangguan nutrisi, dehidrasi, dan radang paru, terutama pada penderita dengan riwayat polio tipe bulbar, yang mengakibatkan gangguan saraf saraf penggerak pernafasan dan menelan, dapat mengalami gangguan serupa setelah terkena Post Polio Syndrome. Pneumonia (radang paru) dapat diakibatkan masuknya makanan ke dalam saluran pernafasan

· Gagal nafas, amat jarang tapi dapat terjadi pada gangguan saraf penggerak diafragma, menyebabkan semakin sulit untuk bernafas, menimbulkan penumpukan lendir dan cairan di paru. Dilaporkan terutama terjadi pada penderita dengan obesitas, kelainan bentuk tulang belakang, kurangnya mobilitas dan pemakaian obat-obatan tertentu memperbesar resiko terjadinya gagal nafas. Kelainan ini ditandai dengan penurunan kadar oksigen dalam darah (dapat dilihat dengan pengukur saturasi oksigen).

· Osteoporosis, kurang gerak dalam waktu berkepanjangan dapat menyebabkan menurunnya densitas tulang dan osteoporosis pada wanita dan juga pria

Tes klinis dan Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis post-polio syndrome, ada tiga indicator yang akan dicari oleh Dokter anda:

  • Riwayat penyakit polio sebelumnya, disini diperlukan catatan medis sebelumnya karena akan sangat membantu diagnosis
  • Jangka waktu lama tanpa gejala. Dilaporkan oleh Mayo clinic, umumnya terjadi 15 tahun setelah terinfeksi pertama.
  • Kelemahan yang memberat perlahan lahan. Sering kelemahan tidak dirasakan sampai aktivitas sehari-hari terganggu. Bisa saja kita bangun merasa segar, tetapi siang hari merasa lelah saat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya dirasakan tidak melelahkan.

Selain itu, karena post-polio syndrome sering mirip dengan penyakit lain perlu dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit seperti arthritis, fibromyalgia, chronic fatigue syndrome dan scoliosis.

Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain :

  • Electromyography (EMG) dan uji konduksi saraf. Disini diukur muatan listrik otot. Uji ini berguna untuk menyingkirkan kondisi seperti neuropati, anomaly saraf dan myopati (kelainan pada otot bukannya pada saraf
  • Imaging. Dapat berupa magnetic resonance imaging (MRI) atau computerized tomography (CT), meneliti adanya kelainan pada otak dan sumsum tulang belakang. Dapat menyingkirkan kelainan seperti spondylosis, kelainan pada sumsum tulang belakang akibat degenerasi, atau spinal stenosis, penyempitan kolumna spinalis yang menekan saraf.
  • Test darah. Penderita dengan post-polio syndrome didapatkan hasil darah normal, bila didapatkan kelainan tes darah dapat menunjukkan kelainan lain, seperti diabetes, dll.

Terapi

Karena amat beragamnya gejala, tidak terdapat terapi yang spesifik. Tujuan terapi adalah meningkatkan kualitas hidup penderita dan mengurangi gejala.

  • Mengurangi aktivitas termasuk menggunakan alat Bantu bila diperlukan seperti tongkat, atau bahkan kursi roda pada kondisi tertentu. Disinilah peran seorang fisioterapis.
  • Terapi fisik. Umumnya dengan aktivitas yang tidak terlalu menguras tenaga seperti berenang atau olah raga aerobic di air. Tapi tetap tidak boleh berlebihan
  • Occupational therapy. Dilakukan perubahan gaya hidup termasuk aktivitas sehari-hari termasuk pekerjaan/profesi.
  • Speech therapy. Terutama pada penderita dengan gangguan otot bicara.
  • Terapi sleep apnea. Sering didapatkan pada penderita dengan post-polio syndrome, sebaiknya hindari tidur tengkurap karena pangkal lidah akan jatuh ke bawah dan menutup saluran pernafasan.
  • Obat-obatan. Seperti Aspirin dan obat penghilang rasa sakit lainnya. Banyak obat lain yang sedang dalam uji klinis tapi belum didapatkan hasil yang dapat digunakan pada klinis seperti pyridostigmine (Mestinon), amantadine (Symmetrel), modafinil (Provigil), insulin-like growth factor-I (IGF-I) dan alpha-2 recombinant interferon. Studi lain meneliti penggunaan immunoglobulin intravena, tetapi sekali lagi belum didapat hasil yang dapat digunakan secara praktis diklinik.

Senin, 25 Januari 2010

Toxic Shock Syndrome



Toxic Shock Syndrome


Dr Heru Wijono

Toxic Shock Syndrome (TSS) pertama kali dilaporkan tahun 1978 sebagai penyakit anak-anak. Pada awal decade 80an, penyakit ini mulai menarik perhatian public setelah terjadi epidemic pada wanita muda yang sedang menstruasi. Penelitian epidemiologi mendapatkan hubungan antara penyakit ini dengan menstruasi dan pemakaian tampon (sejenis pembalut wanita) berdaya serap tinggi dengan jenis tertentu yang merupakan produk terbaru saat itu.

Penelitian selanjutnya menemukan keterkaitan TSS (Toxic Shock Syndrome) dengan penyakit ini. Penarikan pembalut wanita dari pasaran secara besar besaran ternyata menurunkan jumlah kasus baru di masyarakat. Tetapi ternyata kasus serupa terus berkembang, baik terkait menstruasi maupun tidak.

TSS sendiri sebenarnya relative jarang terjadi, walau berpotensi mengakibatkan kematian akibat pelepasan toksin oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus grup A.

Di Amerika Serikat dilaporkan pertahun mengenai 1-2 per 100.000 wanita dengan usia 15 sd 44 tahun berdasarkan survey tahun 1987. Diperkirakan 5% kasus akan menyebabkan kematian

Belum diketahui secara pasti mengapa pemakaian tampon dapat menyebabkan TSS, diperkirakan pemakaian tampon berdaya serap tinggi cenderung digunakan dalam waktu yang lama sehingga menjadi lokasi berkembang biaknya bakteri. Pendapat lain memperkirakan serat berdaya serap tinggi yang terkandung dalam tampon menyebabkan luka pada dinding jalan lahir sehingga mempermudah masuknya bakteri kedalam pembuluh darah.

Tetapi TSS tidak hanya menyerang wanita usia produktif, tetapi dapat menyerang siapa saja, bahkan lelaki semua umur dan anak anak. Beberapa kasus menunjukkan keterlibatan perban luka dengan bahan yang serupa dengan serat berdaya serap tinggi seperti dalam tampon

Gejala klinis serupa baik pada TSS menstruasi ataupun non menstruasi. TSS diakibatkan enterotoksin (zat berbahaya yang berasal dari bakteri), baik jenis senyawa TSST-1 (sejenis bakteri S. aureus) atau yang menyerupai. 90% kasus diakibatkan TSST-1

TSS dimulai dengan gejala yang tidak khas, seperti flu. Pada penderita yang menstruasi umumnya terjadi pada hari ke 2 atau 3 menstruasi. Gejala seperti panas, penurunan tekanan darah dan kemerahan pada kulit (erythroderma) dengan tingkat keparahan beragam. Sering didapatkan gejala pada selaput lender (missal : kemerahan pada mata). Penyakit ini kemudian dapat memberat sehingga timbul mual, diare, gangguan kesadaran dan nyeri perut. Gejala yang beragam ini menunjukkan pengaruh sistemik yang menyebar ke seluruh organ tubuh, dapat mengenai semua organ mulai liver, ginjal, saluran cerna dan/atau SSP. Desquamasi (pengelupasan kulit) umumnya terjadi pada fase penyembuhan, sekitar 1-2 minggu dari awal sakit. Pemeriksaan penunjang menunjukkan gangguan fungsi ginjal, peningkatan sel darah putih (lekositosis) penurunan kadar albumin darah, penurunan jumlah eritrosit dan gangguan enzim liver.

Gejala Toxic Shock Syndrome bervariasi, bergantung jenis penyebabnya. TSS dari bakteri Staphylococcus aureus umumnya terjadi pada penderita yang sebelumnya sehat tiba tiba terkena demam tinggi, penurunan tekanan darah, lemah badan dan gangguan kesadaran, yang bila berkelanjutan dapat menjadi lebih buruk sampai dengan koma. Kemerahan yang menjadi cirri khas penyakit ini mirip gambaran sunburn dapat terjadi dimana saja termasuk bibir, mata mulut, telapak tangan dan kaki. Desquamasi (pengelupasan) pada kemerahan ini umumnya terjadi setelah 10 sd 14 hari.

Sedangkan bila diakibatkan oleh Streptococcus pyogenes, atau TSLS, umumnya terjadi pada mereka yang sebelumnya sudah mempunyai gangguan kulit (infeksi akibat bakteri jenis lain). Gejala dapat berupa rasa sakit yang berat diikuti gejala serupa akibat Staphylococcus aureus . TSS akibat Streptococcus pyogenes, lebih jarang menimbulkan kemerahan seperti sunburn disbanding Staphylococcus aureus.

Diagnosis penyakit ini berdasarkan adanya beragam gejala klinis seperti dalam tabel di bawah. Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan penyakit lain ( seperti Rocky Mountain spotted fever, rubeola, leptospirosis). Selain itu kemungkinan lain seperti keracunan obat, exanthema (kemerahan kulit), sepsis (infeksi berat yang menyebar ke seluruh badan, dan penyakit Kawasaki (yang juga dapat terjadi pada anak-anak, karena gangguan system kekebalan tubuh) juga harus disingkirkan.

1.

Panas (suhu dapat mencapai lebih dari 38.9°C

2.

Penurunan tekanan darah sd <>15 mmHg, dapat menimbulkan keluhan pusing sd pingsan

3.

Kemerahan merata pada kulit terjadi dalam kurun waktu 1-2 minggu dari awal sakit (melibatkan telapak tangan dan kaki)

4.

Gangguan multiorgan

a. Liver Bilirubin atau SGOT dan SGPT> 2 kali nilai normal

b. Sistem darah : Kadar thrombosit dibawah 100,000/mL

c. Ginjal : blood urea nitrogen atau serum creatinine lebih dari 2 kali normal

d. Selaput lendir : kemerahan pada saldinding jalan lahir, rongga mulut dan mata

e. Saluran cerna : Mual, muntah, diare dari awal penyakit

f. Otot : nyeri otot atau creatine phosphokinase > 2 kali nilai normal

g. Susunan saraf : Gangguan orientasi dan kesadaran

5.

Hasil pemeriksaan untuk campak, leptospirosis, Rocky Mountain spotted fever negatif demikian juga hasil biakan darah dan cairan otak.

Mayo Clinic menganjurkan masyarakat untuk seing mengganti tampon/pembalut setiap 4 sd 8 jam, karena dapat mengurangi resiko penyakit ini, bila pernah menderita TSS sebaiknya hindari pemakaian tampon, terutama dengan daya serap yang tinggi.

Terapi dengan menggunakan antibiotic dan umumnya penderita disarankan untuk masuk rumah sakit karena kondisinya, selain penggunaan antibiotic yang sesuai juga diberikan terapi suportif. Bila terjadi penurunan tekanan darah diberikan obat pemacu tekanan darah seperti dopamine atau dobutamin, setelah diberikan penggantian cairan melalui infuse. Bila terjadi pengelupasan kulit dan selaput lender diberikan perwatan luka. Bila terjadi gangguan ginjal yang berat terkadang diperlukan cuci darah (dialysis)

Tips diet pada musim hujan


Tips diet pada musim hujan


Dr Heru Wijono, SpPD


Bersama dengan datangnya musim penghujan, turut datang juga penyakit musiman seperti keracunan makanan, diare dan kolera. Selain itu juga ada penyakit seperti demam tifoid, disentri, amubiasis, hepatitis A dan E bahkan polio. Mereka dengan kekebalan tubuh yang menurun seperti lanjut usia dan penderita dengan diabetes, gangguan par paru, penyakit jantung atau rematik juga dapat merasakan perubahan pada kesehatan mereka pada waktu musim hujan tiba.

Penyakit pada musim hujan umumnya bersifat waterborne (diabawa oleh air), sehingga kita harus lebih waspada pada air yang kita konsumsi. Karena musim hujan adalah momen yang paling bagus bagi bakteri dan mikroorganisme untuk berkembang biak. Hujan juga dapat berarti kualitas air tanah yang lebih buruk, karena sampah dan kontaminan lain meresap dan bercampur dengan air hujan. Memasak air sampai dengan 100 derajat celcius selama 5 menit sudah cukup untuk mematikan bakteri yang berbahaya.

Musim hujan dengan cuaca dan suhu yang relatif lebih dingin, dapat mempermudah kita terkena beragam penyakit. Sedangkan musim kemarau, dengan suhu yang lebih panas sedikit banyak menurunkan nafsu makan kita. Begitu musim hujan tiba nafsu makan yang meningkat menyebabkan keinginan untuk menyantap makanan semakin membesar. Penyakit yang sering menyerang pada musim hujan terutama pada sistem pencernaan. Tapi sebaiknya berhati-hati , dan tetap menjaga diri, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat menolong kita dalam menjaga kesehatan.

Kekebalan tubuh kita menurun pada waktu musim dingin, sehingga kita lebih mudah terkena penyakit. Sistem pencernaan yang melemah pada waktu musm panas akibat kekurangan cairan (dehidrasi), menyebabkan kemampuan saluran cerna menurun. Sehingga ada baiknya kita lebih berhati-hati. Karena itu menata jenis makanan yang dapat meningkatkan kinerja saluran cerna pada awal musim hujan dapat membantu :

  • Cuci semua buah dan sayur segar, terutama yang berdaun banyak dan jenis kembang kol
  • Makan secukupnya, karena sistem pencernaan kita masih belum berfungsi dengan kinerja optimal pada awal musim hujan.
  • Minum minuman hangat dapat banyak membantu, bila perlu tambahkan jahe atau daun mint.
  • Makanan segar lebih bermanfaat dibanding makanan yang difermentasi
  • Sayur mayur lebih disarankan pada musim hujan karena banyak mengandung serat yang diperlukan untuk kinerja sistem pencernaan kita, demikian juga pisang dan strawberi
  • Mereka yang tidak vegetarian dapat mengkonsumsi daging dalam jumlah sedang dan menghindari masakan daging yang ‘berat’ seperti kari, dan lebih banyak mengonsumsi dalam bentuk sup atau kaldu.
  • Bawang putih, merica dapat banyak membantu। Khusus pada merica sebaiknya berhati hati pada mereka dengan riwayat gangguan lambung/maag।
  • Minum banyak cairan walaupun kita tidak haus, karena dehidrasi dapat juga terjadi walaupun pada musim hujan. Khusus penderita payah jantung dan penyakit ginjal stadium lanjut sebaiknya jumlah cairan yang diminum dihitung dengan seksama
  • Sebaiknya jangan makan makanan langsung dari lemari pendingin. Makanan segar memang yang terbaik, tetapi bila kita menyimpan makanan dalam kulkas dan hendak dikonsumsi lagi, sebelum dimakan sebaiknya dihangatkan terlebih dahulu
  • Minum air yang telah disaring atau direbus dengan benar

Air dalam badan kita amat vital. Pada waktu musim kemarau dengan suhu luar yang panas, badan cenderung kehilangan cairan dan elektrolit melalui keringat. Pada waktu musim hujan, keringat yang terbentuk tidak mudah menguap karena kelembaban udara yang tinggi, sehingga pelepasan panas oleh tubuh tidak efisien. Karena itu perbanyak minum walaupun kita tidak merasa haus. Tentu ada rambu rambu khusus pada mereka yang menderita penyakit jantung dan ginjal.

Hindari minuman gerkarbonasi, mengandung kafein seperti kopi dan alkohol. Minuman seperti ini umumnya dapat bersifat diuretik (merangsang kencing) sehingga bila dikonsumsi berlebihan dapat mengakibatkan kehilangan cairan berlebihan melalui urin., selain itu softdrink juga dapat mengakibatkan perut menjadi kembung.

Buah dan sayuran segar mengandung banyak air, nutrisi esensial dalam bentuk vitamin larut air dan mineral, gula alami dan tentu saja –serat! Konsumsi sayur dan buah menjaga cairan dalam tubuh kita dan bahkan dapat membantu menurunkan berat badan karena kandungan serat didalamnya.Amia dan citrus dalam buah mengandung banyak vitamin C dan baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh kita.

Hindari makanan yang berlemak, berminyak gorengan karena meningkan SDA (Specific Dynamic Action) yaitu energi yang diperlukan untuk memecah makanan tersebut menjadi protein, karbohidrat dan lemak yang dapat diserap tubuh. Sering setelah makan yang berat berat kita kemudian merasa mengantuk bukan?

Cara cara ini diikuti dengan pemeliharaan kesehatan yang baik dapat membantu kita menikmati keindahan musim hujan tanpa harus dibebani gangguan kesehatan yang sering terjadi pada musim hujan. Selamat mencoba