Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Kamis, 01 April 2010

LINGKAR PINGGANG WANITA PANDANGAN SEGI ESTETIS DAN MEDIS



LINGKAR PINGGANG WANITA

PANDANGAN SEGI ESTETIS DAN MEDIS


Dr Heru Wiyono, SpPD


Telah lama menjadi perdebatan mengenaai kaitan antara perbandingan lingkar pinggang dengan lingkar pinggul pada wanita, berkaitan dengan kesehatan dan kesuburan (disadur dari Singh 2002), selain itu juga dikaitkan dengan persediaan lemak yang diperlukan pada perkembangan otak janin dan bayi baru lahir. Singh pada tahun 1993 mengajukan studi mengenai ketretarikan kaum pria pada wanita dengan perbandingan pinggang dan pinggul yang kecil (dengan kata lain; wanita dengan pinggang kecil tapi pinggul besar). Tetapi kecenderungan ini tidak bersifat universal, terutama diluar negara negara barat, tetapi dengan meningkatnya globalisasi dan perkembangan informasi, kecenderungan ini juga menyebar ke negara negara asia, termasuk ke Indonesia.

Selain itu, dalam penelitian oleh Mayes dan Watson 2004 dilaporkan bahwa semakin besar lingkar pinggang seorang wanita, ternyata semakin rendah kadar hormon estrogen dalam badan. Sedangkan kita telah mafhum bahwa hormon inilah yang berfungsi meningkatkan kadar lemak yang memberikan ciri khas pada badan seorang wanita, seperti penimbunan lemak pada pinggul dan dada wanita.


Beberapa ahli bukan hanya mendukung hasil penelitian adanya keterkaitan antara daya tarik seorang wanita dengan lingkar pinggang, tetapi juga keterkaitan dengan taraf kesehatan dan prospek reproduksi (menghasilkan keturunan) seperti Lassek dan Gaulin tahun 2008 dan Singh tahun 2002. Penelitian lain juga mendapatkan hasil serupa tidak hanya pada masyarakat barat tetapi juga pada dua penelitian di masyarakat non barat yang masih bersifat tradisional.

Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah menopause?

Tidak bisa dihindari bahwa masa menopause pada wanita dikaitkan dengan penurunan kadar estrogen dalam badan, diikuti dengan perubahan bentuk tubuh. Pinggang yang dulu kecil mulai terisi lemak, dll.

Sebagian wanita menggunakan terapi sulih hormone dengan menggunakan penambahan hormon estrogen dari luar tubuh, seperti yang banyak terdapat di pasaran. Sehingga diharapkan bentuk tubuh kembali seperti semula.

Tetapi bila ketertarikan lawan jenis (baca: pria) dikaitkan dengan kadar estrogen atau estradiol? Apakah berarti mereka yang mempunyai kadar estradiol tinggi pasti memiliki daya tarik (sex appeal) yang tinggi pula?

Penelitian sampai sekarang belum bisa membuktikan hubungan langsung antara kadar estradiol dalam badan dengan ketertarikan lawan jenis.

Dari sudut lain kesehatan, International Diabetes Foundation (IDF) memberikan patokan ≤ 80 cm sebagai lingkar pinggang wanita yang maksimal disesuaikan dengan etnik Asia, bandingkan dengan ≤ 90 cm pada wanita jepang. Karena lingkar pinggang yang berlebihan termasuk dalam salah satu criteria sindroma metabolic.

Apakah sindroma metabolic itu?

Sindroma metabolic atau disebut juga Sindroma X, Sindroma resistensi insulin terdiri dari sejumlah kelainan metabolic yang menyebabkan kenaikan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular (misal stroke atau jantung koroner) dan diabetes mellitus (kencing manis). Kriteria sindroma ini berdasarkan definisi dari World Health Organization tahun 1998, berdasarkan bukti klinis dan analisis para professional. Kriteria utama adalah Obesitas sentral (ukuran pinggang lebih dari normal), peningkatan kadar triglisedrida (salah satu dari jenis lemak tubuh), kadar HDl (kolesterol baik) yang rendah, peningkatan kadar gula darah dan tekanan darah tinggi.

Faktor Resiko

Kelebihan berat badan/Obesitas

Pertama kali dilaporkan pada awal abad ke 20, penimbunan lemak menjadi cirri utama sindroma klinik, dikaitkan dengan lingkar pinggang dengan peningkatan kadar lemak badan.

Gaya Hidup Kurang aktivitas

Kurang aktivitas bisa menjadi predictor penyakit pembuluh darah dan kematian yang diakibatkan penyakit ini. Banyak komponen penyakit ini dikaitkan dengan gaya hidup yang kurang aktivitas fisik, termasuk peningkatan jaringan lemak sentral, penurunan kolesterol HDL dan peningkatan trigliserida, tekanan darah dan gula darah pada penderita yang lebih rentan. Jadi kalau dibandingkan mereka yang menghabiskan waktu nonton TV atau di depan computer dibawah 1 jam perhari, mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 4 jam perhari melakukan aktivitas yang sama mempunyai resiko 4 kali lipat terkena sindroma metabolic.

Penuaan

44% penduduk Amerika Serikat yang berumur diatas 50 tahun terkena sindroma metabolic, dan ternyata persentase penderita wanita lebih besar disbanding pria. Hal serupa juga didapatkan di seluruh dunia.

Diabetes Mellitus

DM atau kencing manis termasuk factor resiko akibat sindroma metabolic. Bahkan diperkirakan sekitar 75% penderita diabetes tipe 2 juga terkena sindroma metabolic, dan ini berkaitan juga dengan peningkatan gangguan pembuluh darah.

Penyakit Jantung Koroner

Diperkirakan 50% penderita sindroma metabolic terkena penyakit jantung koroner, dengan 37% diatas umur 45 tahun, terbanyak adalah wanita. Dengan rehabilitasi jantung yang tepat dan perubahan gaya hidup (misal nutrisi, aktivitas fisik, penurunan berat badan dan terapi obat) angka kejadian penyakit ini dapat dikurangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencoba menyajikan Informasi mengenai penyakit dalam secara mudah dan gamblang sehingga mudah untuk dipahami