Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Senin, 08 Agustus 2011

Berpuasa dapat menyehatkan tubuh

“Berpuasa dapat menyehatkan tubuh”

Kalimat itu sering didengar dan sudah banyak penjelasan mengenai kesehatan tubuh yang meningkat pada waktu kita berpuasa, tetapi bagaimana dengan mereka yang menderita diabetes? Tidak dipungkiri lagi bahwa diabetes atau kencing manis semakin banyak didapatkan di masyarakat, dahulu penyebab kematian terbanyak di Indonesia adalah penyakit infeksi, tetapi beberapa waktu terakhir ini “posisi kehormatan” sudah diduduki penyakit metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung, selain penyakit kanker yang semakin banyak juga kita dapatkan di masyarakat.

Apa pengaruh puasa pada penderita diabetes?

Dalam hal ini penulis mengamati bahwa sejak dulu sampai sekarang, mulai saat kami bertugas di tengah hutan Kalimantan selatan sampai saat ini sebagai spesialis penyakit dalam di salah satu rumah sakit besar di Surabaya, setiap waktu bulan puasa, fenomena-fenomena ini selalu kami dapati :

Keluhan penderita kencing manis seperti kesemutan, nyeri otot, keluhan sering kencing, rasa seperti terbakar yang sering dirasakan penderita terutama di telapak kaki, dan keluhan lain semuanya itu dirasakan membaik setelah rutin berpuasa.

Parameter metabolik seperti kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan, kolesterol LDL menurun, demikian juga trigliserida, sedangkan HDL yang disebut sebagai “kolesterol baik” malah meningkat. BAnyak penderita yang sebelumnya harus menggunakan Obat Anti Diabetes (OAD) maupun insulin, pada waktu bulan puasa dosisnya dapat dikurangi.

Apa yang terjadi?

Pada waktu seseorang berpuasa, pola makan kita dirubah sedemikian rupa sehingga mau tidak mau akan teratur, waktu buka dan sahur, sehingga jumlah kalori dan glukosa yang masuk dalam badan kita pun lebih rendah dari biasanya, sehingga resiko penumpukan gula dalam darah pun menurun.

Tetapi bagaimana cara puasa yang sehat pada penderita diabetes?

Bagi mereka yang menggunakan Obat anti diabetes dapat mengkonsumsinya, tetapi disarankan diminum setelah ta’jil dan sebelum (atau tengah tengah) berbuka. Mengapa bukan waktu sahur?

Pemakaian obat diabetes mempunyai efek samping yang harus selalu diwaspadai yaitu Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah sd dibawah 90 g/dL, penurunan ini ditandai dengan penurunan kesadaran, keringat dingin dan denyut jantung yang lebih cepat (melebihi 90 kali permenit). Bila hal ini didapatkan pada penderita, disarankan segera dicek kadar gula darah (sekarang banyak alat pengecek gula darah yang bisa dibeli secara bebas) atau segera menghubungi dokter keluarga/ tenaga medis terdekat. Nah, kalau OAD diminum saat sahur dikuatirkan pada saat puasa terjadi penurunan kadar gula darah.

Tetapi memang tidak semua OAD dapat mengakibatkan fenomena seperti ini, OAD dengan nama generic seperti acarbose dan metformin, jarang mengakibatkan hipoglikemia karena hanya berpengaruh pada gula darah setelah makan.

Lalu kapan saat yang terbaik untuk mengecek kadar gula darah penderita diabetes? Apa yang sebaiknya dilakukan setiap hari saat berpuasa?

Dengan asumsi kita sahur jam 3.30 (Penulis tinggal di daerah WIB), maka setelah sahur kita jangan langsung tidur, menunggu sholat subuh, setelah menunaikan sholat subuh disarankan berjalan kaki sekitar 30 menit. Ya, berjalan kaki santai, seorang penderita diabetes tidak perlu harus berlatih sampai menjadi seperti olah ragawan professional, cukup jalan kaki, dan sebaiknya berjalan kaki dengan menggunakan alas kaki, karena kaki penderita diabetes amat rawan terkena luka dan bila terjadi luka di daerah kaki, kesembuhannya lebih sulit dan lebih lama. Penulis menyampaikan hal ini karena sering melihat penderita yang berjalan kaki tanpa alas kaki atau “nyeker” istilah jawanya. Dan dicek gula darah 2 jam setelah sahur dapat melihat kadar gula darah dua jam setelah makan.

Setelah itu disarankan aktivitas seperti biasa, seperti saat tidak berpuasa, kemudian kapan waktu mengecek gula darah puasa? Sama seperti pemeriksaan gula darah puasa saat bukan bulan Ramadan, dilakukan setelah 10 jam dari sahur, yaitu sekitar jam 13.00 sd 14.00

Ada baiknya selalu berkomunikasi dengan dokter anda, jaman sekarang komunikasi sudah amat canggih, tidak harus bertemu langsung, bisa dengan sms atau telepon, sehingga dokter anda dapat mengetahui kadar gula darah anda, dan melakukan penyesuaian dosis OAD bila diperlukan.

Pada waktu bedug maghrib, jangan langsung “balas dendam” dengan mengambil sebakul nasi, tapi berbukalah dengan minuman dan makanan kecil dulu, setelah itu menunaikan ibadah sholat maghrib.

Kenapa harus demikian? Apa dasarnya?

Lambung manusia mempunyai gerakan peristaltic yang mendorong makanan dari lambung ke usus dua belas jri, nah pada penderita diabetes sering didapatkan penyakit Gastropathy Diabet, sehingga makanan dalam lambung yang semestinya dalam waktu 6 jam sudah didorong masuk ke usus dua belas jari, pada penderita diabetes waktu 6 jam bisa memanjang sd 12 jam! Sehingga saat ta’jil, bila makan besar, ukuran lambung yang terbatas dapat menimbulkan gangguan seperti kembung. Dan kita tidak mau sholat tarawih dengan perut kembung bukan? Lagipula dapat mengganggu lambung dalam jangka panjang.

Kemudian bagaimana dengan asupan cairan penderita, sebenarnya jumlah cairan yang diperlukan tetap. Hanya jumlah cairan yang biasa kita minum waktu pagi sd sore sekarang dirubah dari sore sd pagi, mengingat kapasitas lambung yang terbatas jangan langsung diminum sekaligus tapi dibagi dalam beberapa kali minum. Saat ta’jil, saat berbuka puasa, sebelum sholat tarawih dan setelah sholat tarawih, sebelum tidur, saat sahur dan menjelang imsak. Jadi sebenarnya bisa diatur cara minum dan kapan minumnya.

Lalu pertanyaan besarnya adalah’apakah seorang penderita diabetes boleh berpuasa?’ jawabannya adalah BOLEH, bahkan berpuasa dapat memperbaiki metabolisme penderita. Tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter keluarga untuk menentukan dosis dan cara minum obatnya.

Sayangnya disini juga harus disampaikan satu fenomena lagi yang sering didapatkan. Setelah Idul Fitri, penderita diabetes justru sering mengalami lonjakan baik gula darahnya maupun kolesterol bahkan asam urat, malah terkadang diikuti darah tinggi. Fenomena ini apa sebabnya? Apakah karena pola konsumsi penderita yang berubah drastic menjadi berlebihan setelah sebulan berpuasa? Karena itu disarankan untuk tidak tergoda untuk “balas dendam” setelah sebulan menahan nafsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencoba menyajikan Informasi mengenai penyakit dalam secara mudah dan gamblang sehingga mudah untuk dipahami