Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Senin, 28 Desember 2009

Terapi hiperbarik



Pemanfaatan Terapi hiperbarik

Dr. Heru Wiyono, SpPD

Terapi hiperbarik terutama banyak dilakukan pada penderita dengan infeksi jaringan ikat (misal kulit). Terapi ini lebih dikenal penggunaannya pada penderita gangrene (luka pada jaringan ikat (misal kulit) yang mengalami penumpukan jaringan mati berlebihan (nanah). Semua jenis luka sebaiknya dibersihkan dengan seksama dan dilakukan debridemen (pembuangan jaringan mati). Pada jaman dulu digunakan antibiotika seperti Penisilin (antibiotika yang pertama kali ditemukan). Terapi dengan penisilin kemudian semakin ditinggalkan karena semakin banyak ditemukan resistensi (kekebalan terhadap jenis obat ini, salah satunya terhadap penyakit gas gangrene. Sehingga dicari bentuk terapi baru sebagai alternatif. Salah satunya adalah dengan terapi hiperbarik (pemberian oksigen dalam tekanan tinggi pada penderita)

Penggunaan terapi oksigen hiperbarik pada penderita dengan gas gangrene masih memicu silang pendapat di kalangan para ahli. Beberapa penelitian menyebutkan perbaikan yang dramatis setelah pemberian terapi oksigen hiperbarik, tetapi terapi ini juga mempunyai efek samping seperi toksisitas oksigen (karena lebih tinggi dari tekanan atmosfer), seperti dilaporkan oleh beberapa studi. Sehingga terapi ini tetap dapat dilakukan tapi harus di bawah pengawasan ahli yang kompeten dan berpengalaman. Demikian juga, terapi ini tidak menggantikan debridemen dan pembersihan luka, tetapi lebih bersifat sebagai terapi suplemen (pelengkap). Selain penyakit ini, terapi hiperbarik juga dapat digunakan pada penyakit lain missal osteomyelitis, penderita yang mengalami intoksikasi karbon monoksida dan multiple sclerosis.

Osteomyelitis

Osteomyelitis, atau infeksi pada tulang, terbanyak diakibatkan bacteria pyogenik (cendrung membentuk pus/nanah) dan mikobakterium. Sayangnya seperti pada infeksi jaringan ikat, pemakaian terapi oksigen hiperbarik pada penderita osteomyelitis masih memicu silang pendapat.

Eliminasi pada keracunan zat

Keracunan logam berat (seperti merkuri), dapat dieliminasi dengan terapi chelation (mengikat logam berat tersebut, seperti penggunaan desferoxamin untuk mengikat kelebihan zat besi pada penderita Thalassemia), sedangkan terapi penderita yang mengalami intoksikasi karbon monoksida dapat menggunakan terapi oksigen hiperbarik untuk mempercepat pelepasan zat ini. Seperti diketahui, karbon monoksida terikat lebih kuat pada hemoglobin, sehingga oksigenasi (pengiriman oksigen ke jaringan tubuh) terganggu. Dalam kasus ini dapat digunakan terapi oksigen hiperbarik pada kasus ringan sd sedang.

Multiple Sklerosis

Multiple sclerosis (MS) ditandai dengan trias inflamasi (keradangan), demyelinasi (gangguan pada serabut syaraf) dan gliosis (pembentukan jaringan parut, perjalanan klinisnya dapat progresif (terus memburuk) atau hilang timbul. Di Amerika Serikat dilaporkan mengenai sekitar 350.000 penderita, salah satu kasus yang terkenal adalah pahlawan perang Vietnam Carlos Hatchcock. Di Negara kita sendiri kita ketahui menyerang salah satu artis senior kita. Di Negara maju, MS adalah penyebab kecacatan akibat kelainan neurology kedua terbanyak. Manifestasi penyakit ini amat bervariasi mulai dari ringan sampai dengan berat.

Kerusakan serabut axon syaraf dapat terjadi pada semua lesi di susunan syaraf, dan lesi ini mengganggu kerja syaraf pusat, sehingga dapat menimbulkan kelumpuhan.

Frostbite

Frostbite terjadi saat temperatur jaringan tubuh menurun sd dibawah 0 derajat celcius. Hal ini dapat terjadi pada daerah kutub atau bila di dataran tinggi/ pegunungan. Terbentuknya kristal es mengganggu dan bahkan dapat merusak keutuhan sel sel tubuh. Bila kerusakan ini mengenai lapisan endotel pembuluh darah, terjadi thrombosis (sumbatan), kemudian terjadi kekurangan oksigen jaringan (iskemia) dan terakhir terjadi edema dan nekrosis (kematian jaringan). Pada kasus ini, pemakaian oksigen hiperbarik dapat membantu.

Efek Samping

Semua terapi selalu memiliki efek samping, tetapi efek samping ini dapat diminimalisir dengan pengawasan yang ketat oleh ahli yang kompeten dan berpengalaman. Selain toksisitas akibat tekanan oksigen tinggi, dapat juga terjadi hemolisis (pecahnya sel darah merah). Atau pemakaian oksigen 100%)

Frostbite dan gas gangrene sering didapatkan pada mereka yang banyak bekerja di lapangan, demikian juga intoksikasi zat berbentuk gas seperti karbon monoksida selain dapat terjadi akibat kecelakaan rumah tangga (knalpot mobil, genset) juga banyak terjadi pada mereka yang berprofesi sebagai penyelam, baik sipil maupun militer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencoba menyajikan Informasi mengenai penyakit dalam secara mudah dan gamblang sehingga mudah untuk dipahami