Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Senin, 07 Desember 2009

DIABETES



DIABETES

Diabetes memang tidak bisa disembuhkan,tetapi bisa dikendalikan. Perubahan gaya hidup dan pola makan tetap menjadi kunci utama. Fakta menunjukkan, setiap 10 detik terdapat satu orang meninggal karena komplikasi diabetes dan dalam waktu bersamaan ditemukan dua penyandang diabetes baru.

Lebih dari 80 juta diabete
si (penderita diabetes) berada di wilayah Pasifik Barat dan Asia Tenggara. Di seluruh dunia, diabetes melitus (DM) membunuh lebih banyak manusia dibanding HIV/AIDS. Sedemikian besarnya angka kejadian dan kematian akibat penyakit terkait kadar gula darah itu.Sejak 2007, sehingga badan dunia PBB menjadikan 14 November sebagai Hari PBB untuk Diabetes (UN World Diabetes Day). Diabetes merupakan penyakit kronis noninfeksi dan tidak menular pertama yang diangkat PBB.

Sebelumnya, PBB hanya menetapkan Hari TBC,Malaria, dan HIV/AIDS, yang merupakan penyakit infeksi dan menular.Di Indonesia,Hari Diabetes Nasional diperingati lebih cepat,tepatnya 12 Juli lalu. Angka penyandang penyakit yang populer dengan sebutan kencing manis itu memang cukup fantastis, menempati urutan keempat terbesar di dunia.Pada 2006 ditemukan 14 juta diabetesi. Dari 50% yang sadar mengidapnya,hanya 30% yang rutin berobat. Perkiraan WHO, pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia mengidap diabetes.

Ada empat tipe diabetes,yaitu tipe 1,tipe 2,tipe lain (disebabkan adanya penyakit atau faktor lain),dan DM pada kehamilan (gestasional).
Diabetes tipe 1 bisa dialami sejak kanak-kanak atau remaja dan si penyandang harus mendapat asupan insulin rutin seumur hidup (baik melalui injeksi maupun inhalasi). Sementara itu,diabetes tipe 2 umumnya dialami orang dewasa dan tidak terkait insulin. Menurut Ketua Indonesian Diabetes Association (Persadia) Prof Dr dr Sidartawan Soegondo SpPD-KEMD FACE, DM tipe 2 didapatkan terbanyak, yaitu sekitar 95% dari keseluruhan kasus DM. Selain faktor genetik, juga bisa dipicu oleh lingkungan yang menyebabkan perubahan gaya hidup tidak sehat,seperti makan berlebihan (berlemak dan kurang serat), kurang aktivitas fisik,stres.

”Obesitas adalah faktor kunci terjadinya DM tipe 2. Aspek genetik memang tidak dapat dicegah, tapi gaya hidup bisa diubah,” ujar Sidartawan dalam presentasi yang disampaikan pada peringatan Hari Diabetes Nasional di Jakarta, beberapa waktu lalu. DM tipe 2 sebenarnya dapat dikendalikan atau dicegah terjadinya melalui gaya hidup sehat, seperti makanan sehat dan aktivitas fisik teratur. Namun, seiring perkembangan zaman, terjadi perubahan gaya hidup, seperti konsumsi menu menu junk food yang tinggi kolesterol serta malas bergerak akibat terlalu mengandalkan transportasi dan teknologi yang kian canggih.

DM tipe 2 biasanya ditemukan pada orang dewasa usia 40 tahun ke atas, sekarang menyerang di usia lebih muda.”Tahun lalu usia termuda 20 tahun, sekarang ada anak usia 8 tahun sudah terkena diabetes,” ungkap konsultan metabolik endokrin asli Amsterdam itu. Upaya terbaik yang harus dilakukan adalah pencegahan dengan mendiagnosis prediabetes sejak dini.

Kalau sudah telanjur terkena, sangat sulit mengobatinya.Komplikasinya pun beragam, seperti kerusakan pembuluh darah dan saraf, infeksi (gangren kaki), gigi goyang atau tanggal,hipoglikemi (kadar gula darah terlalu rendah),impotensi,penyakit jantung, stroke,hingga kebutaan. Bentuk penanganannya ada yang bersifat primer (mencegah jangan sampai menjadi diabetes), sekunder (jangan sampai terjadi komplikasi),dan tersier (jangan sampai terjadi kecacatan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencoba menyajikan Informasi mengenai penyakit dalam secara mudah dan gamblang sehingga mudah untuk dipahami