Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Senin, 18 Januari 2010

Kerokan


Kerokan



Di Indonesia, di masyarakat kita sering menemui istilah kerokan sebagai upaya terapi alternatif. Banyak dilakukan pada upaya penyembuhan penyakit seperti nyeri otot (myalgia), sampai panas badan (febris). Apakah upaya penyembuhan ini (kerokan) memiliki efek positif untuk tubuh kita?

Kulit kita terdiri dari beragam sel dan jaringan yang berbeda, mulai dari jaringan kulit (stratum corneum dll), syaraf, lemak bawah kulit, sampai dengan pembuluh darah. Setiap jaringan mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi saling mendukung satu sama lain. Seperti jaringan syaraf yang tidak dapat lepas dari suplai nutrisi dan oksigen yang diberikan oleh pembuluh darah.

Syaraf tepi yang berada pada lapisan kulit kita mempunyai beragam fungsi, salah satunya sebagai ujung saraf perasa (sensorik). Saraf perasa mempunyai sifat yang unik, karena memiliki sifat predominasi, artinya bila dalam satu daerah kulit yang berdekatan terdapat dua rangsangan nyeri, maka rangsangan yang lebih besar yang mengirimkan stimulus (rangsangan) ke otak, sehingga rangsangan yang lebih kecil tidak dirasakan karena tidak ada stimulus yang dikirimkan ke susunan syaraf pusat.

Prinsip ini secara praktis kita lakukan sehari hari, seperti bila kita merasa gatal di kulit, kita biasa menggaruk kulit sekitarnya. Pada waktu menggaruk, kita menimbulkan rangsangan nyeri yang lebih besar dibanding rangsangan akibat gatal, sehingga stimulus akibat tindakan menggaruk kita yang lebih dominan dan dikirim ke susunan saraf pusat (otak). Hasil akhirnya rasa gatal tidak dirasakan karena tertutup oleh rangsangan lain pada kulit kita.

Hal ini terjadi juga pada waktu kerokan, rangsangan yang lebih besar pada kulit menutupi rangsangan lain seperti rasa nyeri pada kulit akibat nyeri otot.

Selain itu, penggunaan obat yang bersifat menghangatkan (seperti metal salisilat yang banyak terdapat pada obat gosok atau koyo) menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan terjadinya pelepasan panas tubuh sehingga terjadi penurunan suhu tubuh, walaupun tidak selalu bermakna. Prinsip ini juga berlaku pada tindakan kompres pada penderita yang mengalami panas badan, sebaiknya kompres yang digunakan dengan suhu hangat, supaya terjadi pelebaran pembuluh darah.

Hal yang sama terjadi juga pada tindakan kerokan, karena suhu hangat menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah, sehingga panas badan penderita sebagian dapat dilepaskan melalui kulit.

Satu efek negatif yang dapat terjadi adalah alergi bila penderita tidak tahan terhadap obat gosok yang digunakan, atau terjadi iritasi pada kulit terutama pada mereka yang sensitif. Bila didapatkan gejala-gejala seperti di atas sebaiknya jangan diteruskan.

Jadi apakah kerokan bermanfaat? Semua kembali pada diri kita sendiri. Kerokan mungkin dapat membantu pada kasus-kasus yang ringan, tetapi pada kasus yang lebih berat kemungkinan besar tidak dapat banyak membantu. Tidak dapat dipungkiri bahwa tindakan ini amat merakyat dan diterima secara luas oleh masyarakat kita. Selain itu bisa dikatakan amat ekonomis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencoba menyajikan Informasi mengenai penyakit dalam secara mudah dan gamblang sehingga mudah untuk dipahami