Silakan menempatkan Iklan Anda disini

Senin, 25 Januari 2010

Toxic Shock Syndrome



Toxic Shock Syndrome


Dr Heru Wijono

Toxic Shock Syndrome (TSS) pertama kali dilaporkan tahun 1978 sebagai penyakit anak-anak. Pada awal decade 80an, penyakit ini mulai menarik perhatian public setelah terjadi epidemic pada wanita muda yang sedang menstruasi. Penelitian epidemiologi mendapatkan hubungan antara penyakit ini dengan menstruasi dan pemakaian tampon (sejenis pembalut wanita) berdaya serap tinggi dengan jenis tertentu yang merupakan produk terbaru saat itu.

Penelitian selanjutnya menemukan keterkaitan TSS (Toxic Shock Syndrome) dengan penyakit ini. Penarikan pembalut wanita dari pasaran secara besar besaran ternyata menurunkan jumlah kasus baru di masyarakat. Tetapi ternyata kasus serupa terus berkembang, baik terkait menstruasi maupun tidak.

TSS sendiri sebenarnya relative jarang terjadi, walau berpotensi mengakibatkan kematian akibat pelepasan toksin oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus grup A.

Di Amerika Serikat dilaporkan pertahun mengenai 1-2 per 100.000 wanita dengan usia 15 sd 44 tahun berdasarkan survey tahun 1987. Diperkirakan 5% kasus akan menyebabkan kematian

Belum diketahui secara pasti mengapa pemakaian tampon dapat menyebabkan TSS, diperkirakan pemakaian tampon berdaya serap tinggi cenderung digunakan dalam waktu yang lama sehingga menjadi lokasi berkembang biaknya bakteri. Pendapat lain memperkirakan serat berdaya serap tinggi yang terkandung dalam tampon menyebabkan luka pada dinding jalan lahir sehingga mempermudah masuknya bakteri kedalam pembuluh darah.

Tetapi TSS tidak hanya menyerang wanita usia produktif, tetapi dapat menyerang siapa saja, bahkan lelaki semua umur dan anak anak. Beberapa kasus menunjukkan keterlibatan perban luka dengan bahan yang serupa dengan serat berdaya serap tinggi seperti dalam tampon

Gejala klinis serupa baik pada TSS menstruasi ataupun non menstruasi. TSS diakibatkan enterotoksin (zat berbahaya yang berasal dari bakteri), baik jenis senyawa TSST-1 (sejenis bakteri S. aureus) atau yang menyerupai. 90% kasus diakibatkan TSST-1

TSS dimulai dengan gejala yang tidak khas, seperti flu. Pada penderita yang menstruasi umumnya terjadi pada hari ke 2 atau 3 menstruasi. Gejala seperti panas, penurunan tekanan darah dan kemerahan pada kulit (erythroderma) dengan tingkat keparahan beragam. Sering didapatkan gejala pada selaput lender (missal : kemerahan pada mata). Penyakit ini kemudian dapat memberat sehingga timbul mual, diare, gangguan kesadaran dan nyeri perut. Gejala yang beragam ini menunjukkan pengaruh sistemik yang menyebar ke seluruh organ tubuh, dapat mengenai semua organ mulai liver, ginjal, saluran cerna dan/atau SSP. Desquamasi (pengelupasan kulit) umumnya terjadi pada fase penyembuhan, sekitar 1-2 minggu dari awal sakit. Pemeriksaan penunjang menunjukkan gangguan fungsi ginjal, peningkatan sel darah putih (lekositosis) penurunan kadar albumin darah, penurunan jumlah eritrosit dan gangguan enzim liver.

Gejala Toxic Shock Syndrome bervariasi, bergantung jenis penyebabnya. TSS dari bakteri Staphylococcus aureus umumnya terjadi pada penderita yang sebelumnya sehat tiba tiba terkena demam tinggi, penurunan tekanan darah, lemah badan dan gangguan kesadaran, yang bila berkelanjutan dapat menjadi lebih buruk sampai dengan koma. Kemerahan yang menjadi cirri khas penyakit ini mirip gambaran sunburn dapat terjadi dimana saja termasuk bibir, mata mulut, telapak tangan dan kaki. Desquamasi (pengelupasan) pada kemerahan ini umumnya terjadi setelah 10 sd 14 hari.

Sedangkan bila diakibatkan oleh Streptococcus pyogenes, atau TSLS, umumnya terjadi pada mereka yang sebelumnya sudah mempunyai gangguan kulit (infeksi akibat bakteri jenis lain). Gejala dapat berupa rasa sakit yang berat diikuti gejala serupa akibat Staphylococcus aureus . TSS akibat Streptococcus pyogenes, lebih jarang menimbulkan kemerahan seperti sunburn disbanding Staphylococcus aureus.

Diagnosis penyakit ini berdasarkan adanya beragam gejala klinis seperti dalam tabel di bawah. Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan penyakit lain ( seperti Rocky Mountain spotted fever, rubeola, leptospirosis). Selain itu kemungkinan lain seperti keracunan obat, exanthema (kemerahan kulit), sepsis (infeksi berat yang menyebar ke seluruh badan, dan penyakit Kawasaki (yang juga dapat terjadi pada anak-anak, karena gangguan system kekebalan tubuh) juga harus disingkirkan.

1.

Panas (suhu dapat mencapai lebih dari 38.9°C

2.

Penurunan tekanan darah sd <>15 mmHg, dapat menimbulkan keluhan pusing sd pingsan

3.

Kemerahan merata pada kulit terjadi dalam kurun waktu 1-2 minggu dari awal sakit (melibatkan telapak tangan dan kaki)

4.

Gangguan multiorgan

a. Liver Bilirubin atau SGOT dan SGPT> 2 kali nilai normal

b. Sistem darah : Kadar thrombosit dibawah 100,000/mL

c. Ginjal : blood urea nitrogen atau serum creatinine lebih dari 2 kali normal

d. Selaput lendir : kemerahan pada saldinding jalan lahir, rongga mulut dan mata

e. Saluran cerna : Mual, muntah, diare dari awal penyakit

f. Otot : nyeri otot atau creatine phosphokinase > 2 kali nilai normal

g. Susunan saraf : Gangguan orientasi dan kesadaran

5.

Hasil pemeriksaan untuk campak, leptospirosis, Rocky Mountain spotted fever negatif demikian juga hasil biakan darah dan cairan otak.

Mayo Clinic menganjurkan masyarakat untuk seing mengganti tampon/pembalut setiap 4 sd 8 jam, karena dapat mengurangi resiko penyakit ini, bila pernah menderita TSS sebaiknya hindari pemakaian tampon, terutama dengan daya serap yang tinggi.

Terapi dengan menggunakan antibiotic dan umumnya penderita disarankan untuk masuk rumah sakit karena kondisinya, selain penggunaan antibiotic yang sesuai juga diberikan terapi suportif. Bila terjadi penurunan tekanan darah diberikan obat pemacu tekanan darah seperti dopamine atau dobutamin, setelah diberikan penggantian cairan melalui infuse. Bila terjadi pengelupasan kulit dan selaput lender diberikan perwatan luka. Bila terjadi gangguan ginjal yang berat terkadang diperlukan cuci darah (dialysis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mencoba menyajikan Informasi mengenai penyakit dalam secara mudah dan gamblang sehingga mudah untuk dipahami